Memperdengarkan musik kepada janin di dalam kandungan bisa memberikan suasana menyenangkan buat janin. Bahkan, efek ketenangan itu akan terbawa setelah ia lahir karena ternyata bayi bisa mengingat musik yang didengarnya tiga minggu sebelum ia dilahirkan.
Indra pendengaran manusia sudah berkembang sejak trisemester terakhir kehamilan. Penelitian sebelumnya menunjukkan, janin mampu mendengar suara-suara dengan distorsi minimal. Di usia 34 minggu kehamilan, bagian dalam telinga yang disebut koklea sudah berkembang karena itu pendengarannya semakin sempurna.
Untuk mengetahui apakah bayi bisa mengingat suara yang didengarnya di dalam kandungan, tim peneliti dari Perancis memperdengarkan suatu melodi kepada janin kemudian memperdengarkannya lagi setelah mereka lahir.
Sebanyak 50 ibu hamil yang terlibat dalam penelitian ini diminta memperdengarkan rekaman singkat melodi piano bernada rendah dua kali dalam sehari di usia kehamilan 35-37 minggu. Rekaman melodi itu berdurasi 3,6 detik dengan panjang sembilan not.
Kemudian setelah berusia sebulan, para bayi itu diperdengarkan kembali rekaman melodi piano ketika si bayi tertidur.
Para peneliti menemukan, ketika mendengar kembali melodi piano itu, detak jantung para bayi itu secara perlahan melambat hingga 12 bit per menit, tapi ketika mendengar musik yang belum pernah didengar, detak jantungnya hanya turun 5 bit per menit.
"Musik ataupun suara yang sering didengar janin dalam kandungan akan menghasilkan respons lebih kuat pada jantung bayi. Penurunan detak jantung yang cukup tinggi itu menandakan bayi memberi perhatian lebih pada melodi yang pernah didengarnya, meski ia tidak mendengarnya lagi selama enam minggu," kata Granier-Deferre, peneliti.
Hasil penelitian ini juga menegaskan bayi akan mengingat suara-suara yang akrab di telinganya, termasuk suara ibunya, terutama jika si ibu rutin mengajak janinnya bercakap-cakap.
Kendati demikian, menurut Deferre, stimulasi musik sebaiknya lebih sering dilakukan setelah bayi dilahirkan ketimbang di dalam kandungan. "Jika para ibu ingin meningkatkan apresiasi musik pada bayinya, bisa dimulai setelah bayi lahir di mana bisa diketahui musik apa yang disukai dan tidak disukai bayi," katanya.
Indra pendengaran manusia sudah berkembang sejak trisemester terakhir kehamilan. Penelitian sebelumnya menunjukkan, janin mampu mendengar suara-suara dengan distorsi minimal. Di usia 34 minggu kehamilan, bagian dalam telinga yang disebut koklea sudah berkembang karena itu pendengarannya semakin sempurna.
Untuk mengetahui apakah bayi bisa mengingat suara yang didengarnya di dalam kandungan, tim peneliti dari Perancis memperdengarkan suatu melodi kepada janin kemudian memperdengarkannya lagi setelah mereka lahir.
Sebanyak 50 ibu hamil yang terlibat dalam penelitian ini diminta memperdengarkan rekaman singkat melodi piano bernada rendah dua kali dalam sehari di usia kehamilan 35-37 minggu. Rekaman melodi itu berdurasi 3,6 detik dengan panjang sembilan not.
Kemudian setelah berusia sebulan, para bayi itu diperdengarkan kembali rekaman melodi piano ketika si bayi tertidur.
Para peneliti menemukan, ketika mendengar kembali melodi piano itu, detak jantung para bayi itu secara perlahan melambat hingga 12 bit per menit, tapi ketika mendengar musik yang belum pernah didengar, detak jantungnya hanya turun 5 bit per menit.
"Musik ataupun suara yang sering didengar janin dalam kandungan akan menghasilkan respons lebih kuat pada jantung bayi. Penurunan detak jantung yang cukup tinggi itu menandakan bayi memberi perhatian lebih pada melodi yang pernah didengarnya, meski ia tidak mendengarnya lagi selama enam minggu," kata Granier-Deferre, peneliti.
Hasil penelitian ini juga menegaskan bayi akan mengingat suara-suara yang akrab di telinganya, termasuk suara ibunya, terutama jika si ibu rutin mengajak janinnya bercakap-cakap.
Kendati demikian, menurut Deferre, stimulasi musik sebaiknya lebih sering dilakukan setelah bayi dilahirkan ketimbang di dalam kandungan. "Jika para ibu ingin meningkatkan apresiasi musik pada bayinya, bisa dimulai setelah bayi lahir di mana bisa diketahui musik apa yang disukai dan tidak disukai bayi," katanya.
Sumber : LiveScience
0 komentar:
Post a Comment